Petikan berita dibawah inilah yang memicu sakit hati warga selayar khususnya para aktivis.
Warga Bulukumba Usir Bupati Selayar
Bulukumba KOMPAS. Com-- Ribuan warga Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan terpaksa memblokir jalan Bupati Selayar, Syahrir Wahab yang ikut terjebak di tengah jalan trans sulawesi yang telah ditutup oleh warga. Warga menutup ruas jalan tersebut dengan merentangkan kain sepanjang 100 meter dan menanam pohon pisang ditengah jalan yang berlubang.
Pantauan Kompas.com di lapangan, pengusiran itu dilakukan setelah Bupati Selayar menolak untuk memberikan orasinya di depan ribuan warga yang sedang berunjuk rasa, terkait perbaikan jalan yang menghubungkan tujuh kabupaten di bagian selatan.
"Menurut Pak Gubernur, jalan ini sudah ada anggarannya, tinggal prosedurnya yang akan dijalani dan saya akan ikut bicara dengan Pak Gubernur mengenai jalan ini. Kepada beliau saya sudah katakan biasanya jarak yang saya tempuh empat jam, namun sekarang sudah tujuh jam lebih dari pelabuhan Bulukumba ke Kota Makassar," kata Syahril saat didesak oleh warga untuk menyampaikan orasi dalam bentuk dukungan perbaikan jalan, Minggu (8/5/2011) siang.......................
Release berita diatas telah membuat sejumlah aktivis di Kabupaten Kepulauan Selayar angkat bicara.
Setidaknya perihal atau kalimat yang menuliskan pengusiran terhadap simbol daerah ini telah menyinggung dan menyakitkan hati kami, ujar Putra Parirapi, yang juga dikenal sebagai aktivis senior dan saat ini baru muncul kembali dalam bendera lsm Hijau Selayar. Mantan aktivis grand peace ini mengaku tidak enak mendengar kat kata Bupati Selayar diusir oleh warga Bulukumba, karena sepengetahuan saya Bulukumba dan Selayar itu bersaudara. Ini perlu diluruskan dan saya mewakili teman teman yakin bahwa Saudara saudara kami di Bulukumba tidak akan mungkin mengusir pimpinan daerah kami. Ini menyangkut harkat dan martabat kami di Selayar, bila tidak segera diluruskan maka bisa bisa judul berita ini bisa memancing kami tentunya yang sangat menghargai Bapak Bupati Kepulauan Selayar Drs.H.Syahrir Wahab MM, ujar Putra.
lain lagi yang diutarakan oleh Ardi .R dari Sancas Selayar, lsm yang memang tidak pernah ambil pusing dengan hal hal politik dan pemerintahan malah kini tertarik mengundang pengurus wilayahnya hanya untuk mengkaji kalimat dalam berita diatas. Ini sangat memalukan dan kami akan mendesak wakil rakyat Selayar untuk segera menyampaikan ini ke pemerintah kabupaten Bulukumba terkait pemberitaa tersebut. Tolong kami yang telah lama tidak pernah bersuara, tapi ini menyangkut malunya orang Selayar, yang diberitakan pimpinannya di usir. Bila pimpinan kita saja di usir lantas bagaimana dengan kami ini ? ujarnya kepada wartawan. yang jelas kami akan turun lagi menanyakan hal ini, dan kalaupun segala resiko harus muncul bahwa nanti akan lebih bermasalah, maka kami akan mengontak seluruh keluarga Selayar di Bulukumba dan Bantaeng untuk menyikapi hal ini. Kita juga banyak dimana mana, ujar Ardi.
Sementara itu, Arsil ihsan ketua FPS, berkomentar bahwa apa yang telah anda simak dari sejumlah pemberitaan sebenarnya tidaklah seperti itu maknanya, jangan mudah terprovokasi, namunpun demikian sudah selayaknyalah bila kemudian warga Selayar akan sakit hati bila Simbol Daerah Mereka di sebut atau di tulis dalam berita media di Usir, ujar Arsil.
Terkait hal ini kami sebenarnya juga telah berkumpul kumpul dengan teman teman di kator tadi, namun kami berkeyakinan bahwa apa yang telah terjadi saat Bapak Bupati melintas di poros tanaberu adalah diskomunikasi yang sangat disayangkan, karena dalam berita televisi di ANTV petang terdengar cara meminta warga kepada Bapak Bupati kami tidak beretika dan tidak menggambarkan sebagai orang bumi panritalopi yang saya kenal. Saya tahu bagaimana kalau aktivis tulen di Bulukumba beraksi, dan tidak seperti yang terjadi kemarin di Tanahberu itu. kalau yang kemarin memang agak cenderung kurang ajar, dan yang menulis juga perlu sedikit lagi di perhalus dengan kata kata misalnya Bupati Selayar Terhalang Aksi, Terpaksa Mencari Jalur Lain, atau menolak melakukan orasi , Bupati Selayar pilih jalur lain, kan ini lebih mendidik kepada pembacanya, apalagi media online itukan media yang cukup dikenal.
Lebih lanjut Arsil menangapi pertanyaan wartawan terkait sikap FPS, menjajawab dingin dengan kalimat, ini simbol daerah dan pimpinan orang Selayar, apakah betul Warga Bulukumba mengusir atau Media saja yang mendramatisir. Ini yang perlu dipertanyaka dulu bro, ujarnya. Namunpun demikian kami tetap akan ikut ambil bagian bila kemudian teman teman dari lembaga lain kemudian bergerak untuk membela nama dan harkat simbol Bumi Tanadoang Selayar, apalagi Pak Syahrir dan Pak Saiful itu pimpinan pilihan kami, tentu saja kami juga sakit hati kalau ada yang bilang beliau di usir, kuncinya kepada wartawan.