Dinilai Tidak Prosudure, Ketua Dewan Syuro NU Selayar Tinggalkan Rapat Rencana Pembangunan Gereja
Kendati dalam rapat rencana pembangunan gereja di kota Benteng Selayar yang berlangsung di areal mess mesjid raya bukan mewakili Nahdatul Ulama (NU) melainkan sebagai pengurus mesjid namun H.Ambo Rappe, ketua dewan syuro NU kabupaten Kepulauan Selayar tetap akan membawa hal ini ke forum NU, ujarnya sedikit agak kecewa terhadap kinerja panitia pelaksana yang tidak becus menurutnya sehingga dirinya harus walk out dan pamit untuk meninggalkan rapat.
Salah satu hal yang menjadi penilaian awal dari H.Ambo adalah rapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada kata pembuka dan kata penyambung sesuai perihal undangan, tiba tiba sejumlah undangan telah beradu argumen. Malah undangan yang telah hadir dari umat kristen serta pendeta yang telah berada di ruangan tersebut terpaksa harus menerima usul agar mereka tidak usah ikut malam ini dan akan di undang kemudian. Hal ini untuk menghindari adanya ketersinggungan dan kles antar umat beragama di Selayar, ujar H.Ambo.
Ditanya mengenai pendapatnya tentang rencana pembangunan gereja di tengah tengah kota Benteng yang mayoritas warganya adalah muslim, H.Ambo menimpali dengan tegas menyatakan kami tentu saja akan selalu berpatokan pada hukum dan aturan yang berlaku agar tidak ada hal negatif atau hal buruk yang terjadi dan nantinya akan merugikan orang banyak. kalau semuanya sesuai aturan dan prosudure maka jangankan kami, siapapun tidak akan ada yang bisa melarang.
Kendati dalam rapat rencana pembangunan gereja di kota Benteng Selayar yang berlangsung di areal mess mesjid raya bukan mewakili Nahdatul Ulama (NU) melainkan sebagai pengurus mesjid namun H.Ambo Rappe, ketua dewan syuro NU kabupaten Kepulauan Selayar tetap akan membawa hal ini ke forum NU, ujarnya sedikit agak kecewa terhadap kinerja panitia pelaksana yang tidak becus menurutnya sehingga dirinya harus walk out dan pamit untuk meninggalkan rapat.
Salah satu hal yang menjadi penilaian awal dari H.Ambo adalah rapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada kata pembuka dan kata penyambung sesuai perihal undangan, tiba tiba sejumlah undangan telah beradu argumen. Malah undangan yang telah hadir dari umat kristen serta pendeta yang telah berada di ruangan tersebut terpaksa harus menerima usul agar mereka tidak usah ikut malam ini dan akan di undang kemudian. Hal ini untuk menghindari adanya ketersinggungan dan kles antar umat beragama di Selayar, ujar H.Ambo.
Ditanya mengenai pendapatnya tentang rencana pembangunan gereja di tengah tengah kota Benteng yang mayoritas warganya adalah muslim, H.Ambo menimpali dengan tegas menyatakan kami tentu saja akan selalu berpatokan pada hukum dan aturan yang berlaku agar tidak ada hal negatif atau hal buruk yang terjadi dan nantinya akan merugikan orang banyak. kalau semuanya sesuai aturan dan prosudure maka jangankan kami, siapapun tidak akan ada yang bisa melarang.