Petani Bulukumba Mengamuk Merusak Proyek Irigasi
Ratusan petani dari Desa Bontonyeleng dan Palambarae, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengamuk dengan merusak proyek irigasi yang tengah dikerjakan PT Wijaya Karya, Minggu (24/4).
Proyek irigasi induk sepanjang empat kilometer rencananya akan mengairi 3.000 hektare sawah, dirusak warga, mereka kecewa kepada pihak kontraktor karena tidak mengindahkan kesepakan yang sudah disetujui sebelumnya yakni memperlebar hingga 3,7 meter, dulunya dua meter.
Kepala Desa Pallambarae, Lukman, dalam aksi tersebut menyatakan bahwa warganya merasa kecewa terhadap pelaksana proyek yang melenceng dari kesepakatan awal. Sebab, proyek senilai Rp22 miliar ini dianggarkan untuk memperlebar jalur irigasi, namun tidak dilaksanakan, melainkan menambal kembali yang bocor dan menambah ketinggian hanya 30 centimeter.
"Kami tidak terima apa yang dikerjakan pelaksana proyek. Mereka telah berani melanggar kesepakatan yang sudah disepakati. Dan menurut kami para petani, itu akan merugikan kami nantinya. Tidak ada yang diperbaiki kalau hanya menambal seperti ini. Kami merasa ditipu oleh kontraktor karena semau-maunya melanggar. Yang rugi kami para petani kan anggarannya ada untuk mendukung pengairan bagi petani, eh malah seperti ini hasilnya," ucapnya.
Menurut dia, rehabilitasi irigasi tersebut tidak menimbulkan dampak positif ke petani, melainkan kerugian karena bila air yang mengaliri sawah tidak maksimal maka ribuan hektar sawah terancam gagal panen. Selain itu, warga mengancam bila tidak dikembalikan sesuai kesepakan maka akan melakukan aksi lanjutan.
"Rabu depan (27/4) kami akan membongkar semua yang telah dikerjakan PT Wijaya Karya ini kalau tidak mau merubah polanya. Kalau tidak bisa mengerjakan kembalikan dananya ke Negara," ujarnya.
PT Wijaya Karya Semesta, melalui perwakilannya, Yayat menyatakan akan membicarakan hal tersebut ke pihak Pemerintah Provinsi Sulsel, sebab proyek ini dikerjakan atas rekomendasi Pemprov Sulsel. Selain itu, pihak pelaksana berencana melakukan pertemuan dengan warga terkait masalah itu, namun dia menolak bila dipersalahkan karena yang dikerjakan sesuai aturan dan instruksi yang ada.
"Yang dikerjakan sesuai aturan dan instruksi kok. Jelas persoalan ini masih harus dibicarakan kembali dan memikirkan solusi untuk pemecahan masalah ini. Mungkin hanya perlu penyamaan persepsi dulu sebelum ini dilanjutkan, tetapi intinya proyek itu harus tetap jalan," kata pria yang bekerja sebagai pengawas pelaksanaan proyek ini.
RCA 102,5 FM Bulukumba
Ratusan petani dari Desa Bontonyeleng dan Palambarae, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengamuk dengan merusak proyek irigasi yang tengah dikerjakan PT Wijaya Karya, Minggu (24/4).
Proyek irigasi induk sepanjang empat kilometer rencananya akan mengairi 3.000 hektare sawah, dirusak warga, mereka kecewa kepada pihak kontraktor karena tidak mengindahkan kesepakan yang sudah disetujui sebelumnya yakni memperlebar hingga 3,7 meter, dulunya dua meter.
Kepala Desa Pallambarae, Lukman, dalam aksi tersebut menyatakan bahwa warganya merasa kecewa terhadap pelaksana proyek yang melenceng dari kesepakatan awal. Sebab, proyek senilai Rp22 miliar ini dianggarkan untuk memperlebar jalur irigasi, namun tidak dilaksanakan, melainkan menambal kembali yang bocor dan menambah ketinggian hanya 30 centimeter.
"Kami tidak terima apa yang dikerjakan pelaksana proyek. Mereka telah berani melanggar kesepakatan yang sudah disepakati. Dan menurut kami para petani, itu akan merugikan kami nantinya. Tidak ada yang diperbaiki kalau hanya menambal seperti ini. Kami merasa ditipu oleh kontraktor karena semau-maunya melanggar. Yang rugi kami para petani kan anggarannya ada untuk mendukung pengairan bagi petani, eh malah seperti ini hasilnya," ucapnya.
Menurut dia, rehabilitasi irigasi tersebut tidak menimbulkan dampak positif ke petani, melainkan kerugian karena bila air yang mengaliri sawah tidak maksimal maka ribuan hektar sawah terancam gagal panen. Selain itu, warga mengancam bila tidak dikembalikan sesuai kesepakan maka akan melakukan aksi lanjutan.
"Rabu depan (27/4) kami akan membongkar semua yang telah dikerjakan PT Wijaya Karya ini kalau tidak mau merubah polanya. Kalau tidak bisa mengerjakan kembalikan dananya ke Negara," ujarnya.
PT Wijaya Karya Semesta, melalui perwakilannya, Yayat menyatakan akan membicarakan hal tersebut ke pihak Pemerintah Provinsi Sulsel, sebab proyek ini dikerjakan atas rekomendasi Pemprov Sulsel. Selain itu, pihak pelaksana berencana melakukan pertemuan dengan warga terkait masalah itu, namun dia menolak bila dipersalahkan karena yang dikerjakan sesuai aturan dan instruksi yang ada.
"Yang dikerjakan sesuai aturan dan instruksi kok. Jelas persoalan ini masih harus dibicarakan kembali dan memikirkan solusi untuk pemecahan masalah ini. Mungkin hanya perlu penyamaan persepsi dulu sebelum ini dilanjutkan, tetapi intinya proyek itu harus tetap jalan," kata pria yang bekerja sebagai pengawas pelaksanaan proyek ini.
RCA 102,5 FM Bulukumba